Deskripsi: Pengertian Puisi, jenis, ciri-ciri, dan unsurnya.
Anda mungkin sudah familiar dengan karya sastra puisi, bukan? Namun, tahukah Anda apa pengertian puisi dan unsur-unsurnya secara lebih jelas?
Puisi merupakan salah satu jenis karya sastra yang berisi ungkapan atau curahan hati penyair.
Bahasa yang digunakan di dalam puisi juga lebih indah daripada teks pada umumnya. Puisi juga biasanya menggunakan berbagai majas atau makna kias (makna tidak sesungguhnya).
Untuk mengetahui puisi secara lebih jelas, Anda bisa menyimak ulasan berikut ini:
Daftar isi
Pengertian Puisi
Ada berbagai definisi mengenai pengertian puisi yang dikemukakan oleh para ahli, meskipun secara garis besar arti puisi adalah suatu karya sastra yang menyatakan ungkapan atau isi hati penciptanya.
James Reevas berpendapat bahwa puisi adalah ekspresi bahasa yang penuh daya pikat.
Puisi menurut pendapat Putu Arya Tirtawirya adalah suatu ungkapan samar atau implisit yang maknanya tersirat dan condong menggunakan kata-kata bermakna konotatif (makna yang tidak sebenarnya atau kiasan).
Menurut Herbert Spencer, puisi adalah suatu bentuk pengucapan dari gagasan atau ide yang bersifat emosional dengan mempertimbangkan segi keindahannya.
Puisi menurut H.B. Jassin adalah karya sastra yang diucapkan dengan perasaan dengan pikiran dan tanggapan yang terkandung di dalamnya.
Jenis dan Ciri-ciri Puisi
Karya sastra puisi memiliki dua versi, yaitu puisi lama dan puisi baru. Berikut ini penjelasan mengenai jenis dan ciri-ciri pada puisi lama dan puisi baru:
1. Puisi Lama
Puisi lama terdiri dari beberapa jenis antara lain syair, pantun, gurindam, talibun, seloka, karmina, dan mantra. Puisi lama memiliki ciri-ciri yaitu sebagai berikut:
- Nama pengarang biasanya tidak diketahui (anonim).
- Memiliki beberapa aturan yang mengikat, seperti baris, bait, rima, dan irama.
- Tergolong sastra lisan karena disampaikan dan disebarkan melalui mulut ke mulut.
- Menceritakan tentang hal-hal yang bertemakan kerajaan dan cerita-cerita fantastis.
- Menggunakan majas yang klise dan tetap.
2. Puisi Baru
Puisi lama terdiri dari beberapa jenis yang dikelompokkan dalam 2 kategori yaitu berdasarkan bentuknya dan berdasarkan isinya.
Puisi baru berdasarkan bentuknya terdiri dari 8 jenis yaitu distikon, terzina, kuatren, kuint, sektet, septime, stanza/oktaf, dan soneta.
Sementara itu, untuk jenis puisi baru berdasarkan isinya dibagi menjadi 7 macam, yaitu balada, elegi, romansa, satire, himne, ode, dan epigram.
Puisi baru memiliki ciri-ciri yaitu sebagai berikut:
- Mencantumkan nama pengarang yang sudah diketahui banyak orang.
- Lebih bebas dan tidak terikat dengan aturan yang mengikat, seperti baris, bait, rima, dan irama.
- Penyampaiannya dapat melalui tulisan maupun lisan.
- Menceritakan kisah kehidupan sehari-hari atau alam sekitar.
- Memiliki majas yang dinamis (berubah-ubah).
- Memiliki bentuk yang rapi dan simetris.
Selain kedua jenis puisi di atas, ada pula jenis puisi kontemporer.
Puisi kontemporer merupakan jenis puisi yang sudah keluar dari aturan konvensional yang mengikat, sehingga sudah tidak mementingkan gaya bahasa, irama, dan aturan-aturan lainnya.
Puisi kontemporer ini dibagi menjadi 3 yaitu puisi mantra, puisi mbeling, dan puisi konkret.
Puisi mantra merupakan puisi yang mengambil sifat atau karakteristik dari mantera, sedangkan puisi mbeling merupakan puisi yang bebas dan sudah tidak mengikuti ketentuan atau aturan umum dalam puisi.
Sementara itu, puisi konkret lebih mengutamakan bentuk grafis, sehingga sudah tidak menggunakan bahasa sepenuhnya, namun menggunakan wajah atau bentuk-bentuk lainnya.
[onphpid_related_posts]
Unsur-unsur Puisi
Setelah mengetahui pengertian puisi, jenis, dan ciri-cirinya, puisi juga memiliki dua unsur di dalamnya, yaitu struktur fisik dan struktur batin. Berikut ini penjelasan mengenai unsur-unsur pada puisi:
1. Struktur Fisik
Struktur fisik pada puisi merupakan sesuatu yang berhubungan langsung untuk membangun puisi dan harus ada di dalam puisi.
Struktur fisik terdiri dari beberapa unsur antara lain sebagai berikut ini:
a. Diksi
Diksi atau pilihan kata yang berkaitan dengan makna, urutan kata, dan keselarasan bunyi pada puisi.
Pemilihan kata yang digunakan di dalam puisi juga harus dilakukan secara cermat, karena sesuai dengan pengertian puisi yang berusaha mengungkapkan banyak makna dengan bahasa indah.
b. Tipografi
Tipografi merupakan bentuk puisi yang berupa pengaturan baris, tepi kanan dan kiri penulisan puisi, penggunaan huruf kapital yang tidak selalu digunakan untuk mengawali kata, serta halaman yang tidak dipenuhi dengan kata.
c. Rima (Irama)
Rima atau irama merupakan persamaan bunyi pada awal, tengah, ataupun akhir kalimat pada puisi.
Unsur ini sangatlah penting untuk ditonjolkan karena berkaitan dengan panjang pendek, kuat lemah, dan tinggi rendah bunyi dalam pembacaan puisi.
d. Gaya Bahasa
Gaya bahasa atau majas merupakan bahasa yang digunakan untuk membuat puisi menjadi lebih hidup, memberikan efek, dan makna konotasi (kiasan) tertentu.
Ada beberapa jenis majas, seperti majas metafora, personifikasi, sinisme, pleonasme, repetisi, dan lain sebagainya.
e. Imaji
Imaji merupakan susunan kata yang melibatkan indera penglihatan, pendengaran, penciuman, dan alat indera lainnya untuk mengajak pembaca membayangkan dan berimajinasi seperti apa yang dirasakan oleh penyair.
f. Kata Konkret
Kata konkret merupakan kata yang berhubungan dengan kiasan atau lambang dan memungkinkan untuk menghadirkan imaji bagi pembaca.
2. Struktur Batin
Struktur batin juga memiliki peran yang penting untuk membangun sebuah puisi, meskipun unsur batin ini tidak ditulis secara jelas atau tersirat (implisit) di dalam suatu karya puisi.
Ada 4 unsur yang terdapat pada struktur batin puisi antara lain tema, rasa, nada, dan amanat yang saling berkaitan.
a. Tema
Tema menjadi hal yang penting dan utama dalam penciptaan karya sastra apapun, tak terkecuali dengan puisi. Tema merupakan pokok atau topik utama yang mencakup keseluruhan dari puisi yang diciptakan oleh penyair.
Tema menjadi atmosfer dari sebuah karya puisi. Untuk dapat menafsirkan tema atau topik utama dalam sebuah puisi, Anda tentu harus menafsirkan secara keseluruhan (utuh).
b. Nada dan Suasana
Nada termasuk struktur batin puisi yang bertujuan menyampaikan isi puisi sesuai dengan kehendak penyair, sedangkan suasana merupakan keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi.
Nada dalam puisi dapat berupa kritikan, nasihat, sindiran, ungkapan perasaan, atau sekadar cerita saja.
Puisi dengan nada yang santai ini dapat Anda temukan pada puisi-puisi mbeling.
Antara nada dengan suasana ini saling berhubungan, karena nada dapat menciptakan suasana tertentu bagi pembacanya.
Contohnya, nada sendu pada saat membacakan puisi bertema kesedihan dapat menimbulkan suasana sedih.
c. Rasa
Rasa berkaitan erat dengan keadaan jiwa atau sikap dari penyair untuk mengekspresikan perasaannya.
Ungkapan rasa ini berhubungan dengan latar belakang penyair itu sendiri, seperti pendidikan, kelas sosial, pengalaman sosial, agama, jenis kelamin, dan lain sebagainya.
d. Amanat/ Pesan
Seperti pada teks karya sastra pada umumnya, puisi juga mengandung pesan atau amanat yang ingin disampaikan oleh penyair kepada para pembacanya.
Pesan yang terkandung di dalam puisi ini tersirat melalui diksi atau pilihan kata dan berada di balik tema atau topik utama yang digunakan.
Dari penjelasan di atas, Anda menjadi semakin tahu mengenai pengertian puisi, ciri, dan unsur-unsur secara lebih mendalam.
Seiring berjalannya waktu dan perkembangan zaman, puisi juga ikut mengalami perubahan dan semakin bervariasi dengan munculnya puisi kontemporer yang lebih bebas.