Deskripsi: Pengertian Cerpen, ciri-ciri, struktur, fungsi dan unsur intrinsik.
Banyak yang menjadikan cerpen sebagai salah satu bacaan favorit. Namun, apakah banyak juga yang mengetahui pengertian cerpen dan seluk beluknya secara menyeluruh?
Apabila Anda termasuk yang belum, maka penting untuk mengetahui, apalagi kalau berencana menyusun cerpen sendiri.
Daftar isi
Pengertian Cerpen Menurut Para Tokoh
Cerita pendek atau yang disingkat dengan cerpen dikategorikan dalam prosa. Sebab, cerpen merupakan karangan yang ditulis dengan bebas tanpa mengikuti aturan suku kata, bait, baris, maupun irama.
Pengertian cerpen dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sebuah kisah pendek yang alur ceritanya hanya berpusat pada satu tokoh. KBBI menyebutkan bahwa maksimal jumlah kata untuk cerpen yaitu 10.000 kata.
Beberapa tokoh tersohor memberikan definisi cerpen menurut pandangan mereka, antara lain:
1. Nugroho Notosusanto
Menurut beliau, karangan dikatakan cerpen apabila jumlah katanya sekitar 5.000 atau sepadan dengan 17 halaman kertas kuarto yang ditulis menggunakan 2 spasi.
2. Sumardjo & Saini
Cerpen dalam pandangan Sumardjo & Saini adalah cerita singkat yang didasarkan pada kejadian fiktif, namun ada kemungkinan kejadian tersebut muncul di kehidupan nyata.
3. J. S. Badudu
Pengertian cerpen menurut J. S. Badudu yaitu sebuah cerita yang hanya difokuskan pada satu kejadian, sehingga memiliki alur yang singkat.
4. H. B. Jassin
H. B. Jassin menjelaskan bahwa cerpen merupakan kisah singkat yang tidak boleh melewatkan 3 bagian, yaitu perkenalan, konflik, dan penyelesaian.
5. Joko Untoro
Selanjutnya, cerpen didefinisikan oleh Joko Untoro sebagai prosa pendek yang pembahasannya terbatas karena hanya mengangkat aspek minor.
6. Tarigan
Pengertian cerpen menurut Tarigan adalah cerita hasil rekaan penulis yang terpusat hanya pada satu peristiwa dan permasalahannya pun singkat.
7. Suharianto
Dengan inti yang sama, Suharianto menganggap cerpen sebagai karangan fiksi yang mengangkat suatu permasalahan yang dangkal.
Umumnya, masalah tersebut adalah hal yang terkesan menarik bagi penulis.
8. Kosasih
Kosasih berpendapat bahwa cerpen merupakan salah satu bentuk karangan pendek yang umumnya menceritakan peristiwa baik penuh konflik, mengharukan, maupun sarat makna bagi kehidupan.
9. Aoh K. Hadimadja
Pengertian cerpen dari Aoh K. Hadimadja yakni karangan yang peristiwanya tidak nyata dan memiliki bentuk yang pendek.
Ciri-Ciri dan Struktur Cerpen
Salah satu karakteristik yang menonjol dari cerpen adalah pendek karena jumlah kata yang terbatas. Selain itu, cerpen juga memiliki ciri-ciri lain seperti:
- Alur cerita hanya 1 dan diceritakan secara singkat namun jelas
- Cerita merupakan rekaan dari penulis yang bisa terinspirasi dari murni imajinasi maupun pengalaman pribadi yang digubah
- Penokohan yang digunakan tidak kompleks
- Kisah tokoh hanya dipaparkan sebagian saja
- Konflik yang dimunculkan sangat sederhana dengan penyelesaian yang singkat
- Kalimat yang digunakan tidak berbunga-bunga
- Tersirat amanat untuk pembaca
Dalam pembuatan cerita pendek, terdapat struktur yang penting untuk diterapkan. Dengan berpatokan pada struktur, maka cerpen yang Anda tulis akan memiliki pola tertentu.
Berikut 7 struktur utama dari cerpen:
1. Abstraksi
Gambaran umum yang masih kasar disebut dengan abstraksi. Penulis ada pada tahapan ini apabila sedang merancang unsur-unsur dalam cerpen.
Gambaran sudah terbentuk hanya saja belum bersifat konkret.
2. Orientasi
Bagian orientasi disebut juga dengan pengenalan. Dalam orientasi, penulis menjelaskan mengenai latar yang digunakan dalam cerita.
Umumnya, beberapa hal yang dipaparkan adalah waktu, pengenalan tokoh dan hubungan antar tokoh, serta adegan tertentu sebagai pengantar.
3. Komplikasi
Bagi kebanyakan pembaca, komplikasi merupakan bagian yang seru sekaligus menegangkan. Sebab pada bagian ini, penulis memaparkan konflik, pertentangan, maupun kesulitan yang dialami sang tokoh utama.
Hubungan sebab – akibat yang memunculkan masalah antar tokoh juga diperkenalkan ke pembaca. Selain itu, bagian komplikasi bisa juga berisi perubahan sikap dari tokoh ataupun penampakan watak yang sesungguhnya.
4. Pencapaian Konflik
Bagian ini masih berhubungan dengan komplikasi. Alasannya, pencapaian konflik memaparkan perkembangan dari konflik yang sudah dikenalkan oleh penulis.
Adanya permasalahan yang semakin memanas akan mengantarkan cerita ke bagian klimaks.
5. Klimaks
Level ketegangan pembaca akan semakin naik pada bagian klimaks. Dalam klimaks, penulis menggambarkan titik puncak dari permasalahan yang dihadapi oleh tokoh utama.
Bagian ini biasanya seputar apakah sang tokoh protagonis akan berhasil mengatasi itu semua atau gagal.
6. Evaluasi
Saat konflik sudah dibawa ke puncak, maka saatnya beralih ke bagian evaluasi untuk diredakan. Umumnya, cerita akan mengarah ke jalan keluar yang benar-benar bisa menuntaskan permasalahan.
7. Resolusi
Bagian resolusi merujuk pada akhir keseluruhan cerita. Setelah konflik terselesaikan, maka penulis akan memberitahukan kepada pembaca mengenai nasib ataupun kondisi sang tokoh.
Selain itu, resolusi memuat kesimpulan dan penilaian dari penulis. Pesan yang terkandung dalam cerita juga terkadang dipaparkan, tetapi ada juga penulis yang membiarkannya tersirat.
[onphpid_related_posts]
Fungsi Cerpen
1. Fungsi Didaktif
Kategori didaktif merupakan fungsi yang berkaitan dengan pendidikan. Artinya, kisah yang diceritakan dalam sebuah cerpen mengandung pesan, baik secara tersirat maupun tersurat.
Pesan tersebut dapat dijadikan bahan pelajaran dan perenungan bagi para pembaca. Selain itu, cerpen juga terkadang memuat pengetahuan baru sekecil apapun itu.
2. Fungsi Rekreatif
Cerpen dapat berfungsi sebagai hiburan bagi pembaca. Memang masuk akal karena pada umumnya konflik yang dihadirkan tidak begitu berat.
Penulis bisa saja hanya menceritakan tentang kehidupan keseharian tokoh utama yang sifatnya ringan.
Dengan begitu, cerpen dapat dijadikan bacaan untuk mengisi waktu senggang. Terlebih lagi, cerpen dapat dibaca dalam sekali duduk, misalnya jenis cerpen mini yang hanya 1.000 kata.
3. Fungsi Sosial
Seperti halnya kisah panjang, cerpen juga bisa membawa fungsi sosial. Fungsi tersebut berkaitan dengan peningkatan kesadaran diri akan isu sosial yang sedang hangat.
Melalui kisah dalam cerpen, pembaca bisa mengetahui apa yang tengah bergejolak di lingkungan sekitar. Walaupun dipaparkan dengan cara yang singkat dan tidak mendalam, namun biasanya tetap menyentuh hati nurani.
4. Fungsi Estetis
Pada umumnya, cerpen memang menggunakan kalimat yang sederhana, tetapi bukan berarti bahasa dalam cerpen tidak punya nilai estetika. Penulis tetap bisa menghadirkan keindahan dalam kesederhanaan pemilihan kata.
Fungsi estetis juga bisa terlihat dari dialog yang tercipta antar tokoh. Sebab, beberapa dialog biasanya menggunakan rangkaian kalimat yang mampu mengena hati.
Unsur Intrinsik yang Dimiliki Cerpen
1. Tema
Dalam pembuatan cerpen, tema menjadi unsur vital karena mengandung pokok dari keseluruhan cerita.
Beberapa contoh tema untuk cerpen yaitu kehidupan sehari-hari, persahabatan, komedi, pendidikan, liburan, dan kehidupan masa remaja.
2. Alur Cerita
Kisah yang diceritakan tentu harus memiliki alur agar mudah dipahami. Biasanya, jenis alur cerita yang diterapkan dalam sebuah cerpen, meliputi alur maju, alur mundur, dan alur campuran.
Alur maju merujuk pada penyusunan peristiwa sesuai dengan urutan waktu yang bergerak maju. Alur mundur adalah cerita yang memiliki susunan peristiwa berdasarkan waktu yang bergerak mundur.
Sedangkan alur campuran merupakan kombinasi antara alur maju dan alur mundur. Penulis menggunakan alur ini untuk membuat cerita lebih menarik.
3. Setting
Dalam cerpen, terdapat 3 jenis setting atau latar yang dilibatkan. Pertama adalah latar waktu untuk menunjukkan kapan suatu peristiwa terjadi, baik secara rinci maupun hanya sekedarnya.
Kedua adalah latar tempat yang berkaitan dengan di mana suatu peristiwa terjadi dalam cerita tersebut. Setting yang terakhir adalah setting suasana yang memberikan gambaran mengenai situasi di dalam cerita.
4. Tokoh
Orang yang penulis ceritakan di dalam karangannya disebut sebagai tokoh.
Pada umumnya, terdapat 3 kategori tokoh, yaitu protagonis atau tokoh utama, antagonis atau tokoh lawan, dan tritagonis atau tokoh penengah.
5. Penokohan
Tokoh yang dibuat oleh penulis tentu harus dikenalkan sifatnya untuk memudahkan dalam memahami cerita.
Hal tersebutlah yang dinamakan penokohan. Penulis akan menjelaskan mengenai perilaku, watak, dan pikiran semua tokoh.
Metode pemaparan yang digunakan ada 2, yaitu analitik dan dramatik. Metode analitik merujuk pada penokohan secara langsung.
Sedangkan metode dramatik merupakan pemaparan sifat tokoh melalui gambaran fisik, dialog dengan tokoh lain, dan reaksi yang dimunculkan tokoh lain.
6. Sudut Pandang
Unsur ini berkaitan dengan cara penulis dalam menceritakan kisah rekaannya.
Macam-macam sudut pandang yaitu sudut pandang orang pertama (aku), sudut pandang orang ketiga (dia), dan sudut pandang orang ketiga serba tahu.
7. Gaya Bahasa
Bagaimana penulis memilih kata dan merangkainya termasuk dalam unsur gaya bahasa.
Dalam sebuah cerpen dapat diamati apakah penulis menggunakan majas, diksi yang khas ataukah bahasa yang sederhana.
8. Pesan
Nama lainnya adalah unsur amanat yang merujuk pada nasehat ataupun pesan tersirat dari pengarang.
Mengetahui pengertian cerpen menurut para pakar membantu dalam membedakan cerpen dengan bentuk karya sastra lain.
Dalam membuat cerpen, Anda bebas mengambil tema apapun asalkan berpatokan pada ciri-ciri dan unsur-unsur yang membangunnya.