Deskripsi: Pengertian Pantun, karakteristik, fungsi, unsur, jenis-jenis dan contohnya.
Anda tentu sudah sering mendengar istilah pantun, bukan?
Secara garis besar, pengertian pantun mengacu pada salah satu jenis karya sastra lama yang masih terikat dengan beberapa aturan, seperti baris, bait, rima, dan irama.
Simak ulasan berikut untuk mengenal pantun dan jenisnya:
Daftar isi
Pengertian Pantun
Pantun merupakan sebuah karya sastra lama yang berisi ungkapan pikiran dan perasaan seseorang untuk menghibur, memberi nasehat atau didikan, ataupun teguran/sindiran.
Pantun dapat ditemukan di berbagai acara adat atau event budaya sebagai salah satu bentuk kekayaan budaya asli Indonesia.
Pantun terdiri dari empat baris yang terdiri dari sampiran (baris pertama dan kedua) dan isi (baris ketiga dan keempat).
Beberapa ahli juga menyatakan pendapat mereka mengenai definisi pantun antara lain sebagai berikut.:
1. Herman J. Waluyo
Pengertian pantun menurut pendapat Herman J. Waluyo adalah salah satu bentuk karya sastra puisi Melayu asli yang sudah mengakar lama di dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
2. R. O. Winsted
Pantun menurut pendapat yang dikemukakan oleh R. O. Winsted adalah sebuah rangkaian kata yang indah untuk menggambarkan perasaan, kasih sayang, kerinduan, kesedihan, kehangatan cinta, dan perasaan lainnya yang dirasakan oleh pengarang.
3. Sutan Takdir Alisjahbana
Pengertian pantun menurut Sutan Takdir Alisjahbana adalah salah satu karya sastra lama berupa puisi singkat yang sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia sejak dahulu.
Pantun terdiri dari empat baris yang tiap barisnya terdiri dari 4-6 kata atau 8-12 suku kata.
4. Kaswan Darmadi dan Rita Nirbaya
Kaswan Darmadi dan Rita Nirbaya mengemukakan pendapat mengenai pengertian pantun yaitu jenis puisi Melayu yang terdiri dari 4 baris di setiap baitnya, dimana pada baris pertama dan kedua merupakan sampiran, sedangkan baris ketiga dan keempat adalah isi yang bersajak a-b-a-b.
5. Edi Warsidi dan Farika
Definisi pantun menurut pendapat Edi Warsidi dan Farika adalah salah satu jenis puisi lama yang sudah dikenal secara luas dalam berbagai bahasa yang ada di Nusantara.
Dalam bahasa Jawa, pantun biasa disebut dengan Parikan, sedangkan dalam bahasa Batak dikenal dengan sebutan Umpasa.
Karakteristik atau Ciri Pantun
Sesuai dengan pengertian pantun yang sudah dijelaskan sebelumnya, pantun memiliki karakteristik atau ciri tertentu yang membedakannya dengan karya sastra lainnya.
Berikut ini beberapa karakteristik yang dapat ditemukan dalam pantun:
- Memiliki bait yang terdiri dari 4 larik (baris) di mana pada baris pertama dan kedua merupakan sampiran, sedangkan isinya berada pada baris ketiga dan keempat. Sampiran merupakan kalimat pengantar, sedangkan isi berisi pesan/amanat dari pengarang kepada pendengar.
- Setiap larik/baris pada pantun terdiri dari 8 sampai 12 suku kata. Pada awalnya aturan ini bertujuan untuk mempermudah dalam pengucapannya karena pantun masih tergolong dalam karya lisan.
- Menggunakan sajak dan rima (persamaan bunyi di akhir kalimat) dengan pola a-a-a-a atau a-b-a-b.
Fungsi Pantun
Seperti karya sastra lainnya, pantun diciptakan dengan tujuan tertentu. Berikut ini merupakan fungsi dan peranan pantun:
- Sebagai alat untuk memelihara bahasa dan menjaga fungsi kata.
- Sebagai sarana untuk berlatih berpikir sebelum berujar dengan memahami makna kata terlebih dahulu.
- Untuk melatih seseorang berpikir asosiatif yaitu pemahaman mengenai makna suatu kata yang berkaitan dengan kata lainnya.
- Sebagai alat penguat dalam menyampaikan suatu pesan atau amanat dari pengarang kepada pembaca/pendengar.
[onphpid_related_posts]
Unsur Pantun
Pantun memiliki 2 unsur pembentuk yang terdiri dari unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Berikut ini penjelasan mengenai kedua unsur yang terdapat di dalam pantun:
1. Unsur Intrinsik Pantun
Unsur intrinsik merupakan unsur pembentuk pantun yang berasal dari struktur pantun itu sendiri.
Unsur intrinsik terdiri dari tema, tokoh, latar (tempat, waktu, dan suasana), plot atau alur, dan amanat. Salah satu unsur yang paling khas dari sebuah pantun yaitu rima.
Rima merupakan persamaan bunyi di setiap akhir kalimat pada satu larik/baris di dalam pantun.
Dengan adanya rima inilah, pantun menjadi salah satu karya sastra yang indah dan memiliki daya tarik tersendiri bagi para pendengar/pembaca.
2. Unsur Ekstrinsik Pantun
Selain dibangun dengan unsur-unsur intrinsik, pantun juga diciptakan dengan unsur ekstrinsik yang berasal dari luar struktur pantun.
Unsur ekstrinsik merupakan latar belakang pengarang yang dituangkan dalam pantun. Unsur ini dapat berupa adat-istiadat, kondisi ekonomi dan sosial, agama atau keyakinan yang dianut, dan faktor lainnya.
Unsur ini juga bisa digunakan untuk mengarahkan penggunaan gaya bahasa dan makna yang terkandung di dalam isi pantun.
Jenis-jenis Pantun
Setelah memahami mengenai pengertian pantun, karakteristik, dan unsur pembentuknya, pantun dapat dibagi menjadi beberapa macam atau jenis. Jenis-jenis pantun antara lain sebagai berikut:
1. Pantun Anak
Sesuai dengan namanya, jenis pantun ini berhubungan dengan anak-anak. Pantun anak ini bertujuan untuk menghibur hati anak-anak sekaligus memberikan pendidikan bagi anak.
Contoh puisi anak yaitu sebagai berikut:
Burung merpati burung elang
Terbang di angkasa dengan cepat
Sebentar lagi ayah akan pulang
Membawa roti bakar rasa coklat
2. Pantun Nasehat
Pantun nasehat merupakan salah satu jenis pantun yang berisi nasehat, anjuran, himbauan, dan pesan moral yang ingin disampaikan pengarang kepada pendengar atau pembaca.
Contoh pantun nasehat yaitu sebagai berikut:
Jalan-jalan ke Pasar Melati
Jangan lupa membeli kelapa
Jadilah anak yang berbakti
Agar disayang orang tua
3. Pantun Jenaka
Pantun jenaka merupakan jenis pantun yang menghibur pendengar atau pembaca karena menggunakan kalimat yang mengandung humor (lucu).
Ada kuda memakai sepatu
Sepatunya baru warna hijau lumut
Tertawa aku karena lucu
Melihatmu menari seperti badut
4. Pantun Kepahlawanan
Pantun kepahlawanan merupakan jenis pantun yang berisi tentang semangat kepahlawanan dan jiwa patriotisme yang bisa dijadikan sebagai teladan hidup.
Berikut ini contoh pantun kepahlawanan:
Buah kedondong masam rasanya
Paling enak dimakan dengan gula
Wahai kamu generasi penerus bangsa
Bersama kita bangun Indonesia
5. Pantun Agama
Pantun agama merupakan jenis pantun yang berisi tentang pesan moral dan nasehat yang berkaitan dengan nilai-nilai religi.
Jenis puisi ini membahas mengenai hubungan antara manusia dengan pencipta-Nya.
Contoh pantun agama yaitu sebagai berikut:
Bunga mawar merah merekah
Kupu-kupu cantik terbang mendekat
Mari kita perbanyak sedekah
Sebagai bekal di akhirat
6. Pantun Teka-Teki
Pantun teka-teki merupakan jenis pantun yang berisi pertanyaan untuk menghibur dan mengakrabkan diri dengan orang-orang yang diajak berinteraksi.
Berikut ini contoh pantun teka-teki:
Tidur siang di atas tikar
Jangan lupa membawa keranjang
Hewan apa yang berbadan besar?
Punya hidung yang sangat panjang
7. Pantun Asmara (Berkasih-kasihan)
Pantun asmara atau pantun berkasih-kasihan merupakan jenis pantun yang berisi ungkapan cinta dan kasih sayang antara muda-mudi yang sedang kasmaran.
Jenis puisi ini menjadi cara untuk menyampaikan dan mengungkapkan perasaan kepada orang yang disukai.
Beli semangka di taman kota
Tamannya indah penuh bunga
Senyum cantikmu menumbuhkan cinta
Aku jadi terpesona dibuatnya
Dari penjelasan di atas, Anda menjadi semakin paham dengan pengertian pantun dan jenis-jenisnya, bukan?
Karakteristik unik yang terdapat di dalamnya juga menjadikan pantun memiliki ciri khas tersendiri yang membuatnya berbeda dari jenis karya sastra lainnya.